Notification

×

Iklan

Iklan

iklan

Cara Menangani Masalah Mabuk Dalam Perjalanan Berkendara

Jumat, 17 Juni 2016 | 4:11 PM WIB Last Updated 2021-04-04T03:35:42Z

Melakukan perjalanan, terutama perjalanan jarak jauh untuk mengunjungi tempat lain baik untuk liburan, bisnis, maupun silaturahmi kepada keluarga, seharusnya menjadi pengalaman yang menyenangkan. Namun, bagi sebagian orang, perjalanan menjadi kurang menyenangkan akibat mabuk perjalanan.
cara menangani masalah mabuk dalam perjalanan Berkendara
Mabuk Perjalanan

Mabuk perjalanan merupakan gangguan yang disebabkan oleh intepretasi yang tidak akurat pada saat melihat suatu obyek dari dalam kendaraaan yang bergerak atau membaca di dalam kendaraan yang bergerak. Gangguan ini sering terjadi dalam perjalanan menggunakan kapal laut, pesawat, kereta, mobil, ataupun berada dalam wahana permainan di taman bermain. Gangguan ini biasanya berhenti ketika pergerakan kendaraan atau wahana permainan berhenti.

Mabuk perjalanan terjadi ketika tubuh, telinga bagian dalam, dan mata mengirimkan sinyal yang tidak sinkron kepada otak sehingga otak tidak dapat menterjemahkan dengan baik. Misalnya saat berada di dalam kapal, telinga bagian dalam dapat merasakan sensasi berputar yang tidak dapat dilihat oleh mata. Sedangkan mata mungkin melihat pergerakan dalam realita virtual yang tidak dirasakan oleh tubuh. Ketika seseorang sudah dapat menyesuaikan dengan pergerakan yang terjadi atau ketika pergerakan berhenti, maka gangguan yang dirasakan akan reda dengan sendirinya.

Pada umumnya gejala yang timbul tidak terlalu mengganggu, namun hal ini dapat menjadi masalah bagi orang yang harus sering bepergian. Pada tingkat yang lebih berat, mabuk perjalanan dapat menimbulkan efek jera/trauma yang membuat orang menghindari bepergian. Gejala yang sering muncul pada orang yang mengalami mabuk perjalanan adalah mual dan akhirnya muntah, terkadang disertai dengan muka pucat, keringat dingin, produksi ludah yang berlebihan, sakit kepala, kondisi menjadi lemah, dan tidak dapat berkonsentrasi. Muntah yang berlebihan perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan penurunan tekanan darah dan dehidrasi.
Anak usia 2 sampai 12 tahun merupakan kelompok yang paling sering mengalami mabuk perjalanan. Selain itu faktor psikologis dan faktor kendaraan juga sangat berpengaruh, seperti seseorang yang punya kecenderungan muntah, ketakutan atau sering merasa cemas, serta kendaraannya kurang baik sirkulasi udaranya atau juga posisi duduk di belakang atau di posisi yang tidak dapat melihat keluar jendela.

Upaya Pencegahan

Mabuk perjalanan dapat dicegah dengan duduk di posisi depan dalam kendaraan dan menjaga penglihatan tetap pada posisi datar serta menghindari membaca selama dalam

perjalanan. Selain itu, bila memungkinkan atur posisi duduk dengan posisi terlentang atau setengah terlentang dengan kepala yang disandarkan dan sudut pandang lebih kurang 45 derajat. Menghindari makan terlalu banyak, makanan berminyak, serta minum alkohol sejak sehari sebelum melakukan perjalanan juga dapat mencegah terjadinya mabuk perjalanan. Jika cenderung mengalami mabuk perjalanan saat menaiki pesawat, upayakan memilih tempat duduk di bagian depan atau pada bagian sayap pesawat, atau upayakan memilih tempat duduk di dek atas saat menaiki kapal laut. Memandang ke arah horison serta mengarahkan ventilasi udara ke wajah juga dapat mengurangi mabuk perjalanan.

Terapi Non Obat

Jahe (Zingiber officinale) dan pepermint (Mentha piperita) merupakan ramuan tradisional yang telah lama digunakan untuk mengatasi mual dan muntah termasuk juga mual dan muntah akibat mabuk perjalanan. Meskipun belum terdapat banyak penelitian yang spesifik menyatakan demikian, namun minuman yang mengandung jahe atau pepermint dapat membuat tubuh merasa lebih baik saat terjadi mual.

Terapi Obat

Obat mabuk perjalanan mengandung zat berkhasiat dimenhidrinat. Obat ini termasuk golongan obat bebas terbatas (ditandai dengan lingkaran berwarna biru pada kemasan obat) yang dapat diperoleh secara bebas tanpa resep dokter, namun demikian dianjurkan untuk membaca informasi yang tersedia pada kemasan atau label obat secara lengkap. Dimenhidrinat memiliki efek samping yang dapat menyebabkan kantuk, oleh karena itu tidak boleh digunakan oleh pilot, anggota awak kabin, atau supir kendaraan pada saat akan mengendarai kendaraan.

Untuk mendapatkan efek obat yang optimal, dimenhidrinat sebaiknya dikonsumsi 30 menit atau 1 jam sebelum melakukan perjalanan. Dimenhidrinat tidak boleh diberikan pada anak di bawah usia 2 tahun kecuali atas anjuran dokter.

Meskipun dimenhidrinat termasuk obat yang relatif aman, namun pada penderita penyakit asma, glaukoma, penyakit paru kronik, sesak napas, kehamilan dan menyusui disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau apoteker terlebih dahulu sebelum mengkonsumsinya. Untuk pasien yang mengalami serangan asma akut, atau mengalami gagal jantung berat, obat ini tidak boleh digunakan sama sekali (kontraindikasi).

Penutup

Mabuk perjalanan biasanya tidak menimbulkan gangguan yang berarti, namun dapat mengganggu pada orang yang harus bepergian cukup sering. Penanganan dengan obat dapat membantu menanggulangi gejala mabuk perjalanan namun bagi orang yang bepergian cukup sering mungkin dapat lebih dipilih tindakan pencegahan dan terapi non obat dengan minuman tradisional (jahe) atau alternatif pencegah lainnya seperti pengendalian faktor psikologis dengan menikmati perjalanan secara lebih rileks. 


×
Berita Terbaru Update
close