Notification

×

Iklan

Iklan

iklan

Pilunya Kisah Cinta Pierre Tendean dan Rukmini, Terhalang Agama hingga Usia

Rabu, 28 September 2022 | 2:57 PM WIB Last Updated 2022-10-14T08:08:41Z


kisah pilu Pierre Tendean yang gagal nikahi kekasihnya, Rukmini

Detikjam.com Jakarta - Pierre Andries Tendean atau lebih dikenal sebagai Pierre Tendean merupakan salah satu tokoh pahlawan revolusi. Ia gugur dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S/PKI).

Pierre Tendean lahir dari pasangan Dr. A.L Tendean, dokter berdarah Minahasa dan Maria Elizabeth Cornet, wanita Belanda berdarah Prancis.

Kisah Pierre Tendean jadi anggota militer

Pierre Tendean tumbuh dengan kecintaan di bidang militer. Akan tetapi, hal itu justru bertolak belakang dengan harapan kedua orang tuanya. Ayah dan ibunda ingin putranya menjadi dokter atau insinyur.

Tak menyerah dengan mimpinya, Pierre Tendean bertekad terjun ke dunia militer. Ia bergabung dengan Akademi Teknik Angkatan Darat (ATEKAD) pada 1958 di Bandung.

Namun sayangnya, hidup Pierre Tendean harus berakhir tragis saat terjadi peristiwa Gerakan 30 September (G30S/PKI). Ia adalah perwira yang menjadi salah satu korban penculikan dan pembunuhan pasukan Cakrabirawa, sebelum akhirnya dibuang ke dalam sumur di Lubang Buaya.

Kisah cinta Pierre Tendean

Tak hanya memiliki akhir hidup tragis, Pierre Tendean juga menyimpan perjalanan cinta yang pahit. Ia mempunyai sejarah panjang bersama kekasihnya yang merupakan wanita keturunan Jawa yang tinggal di Medan, Sumatera Utara.

Pertemuan Pierre Tendean dengan sang kekasih bermula ketika ia menjalani tugas sebagai perwira militer. Ia kerap pergi berpindah-pindah ke berbagai wilayah Nusantara.

Ketika berkunjung ke Kota Medan, ia menemukan seorang gadis bernama Rukmini Chamim atau Mimin. Perkenalan mereka terjadi karena comblangan teman-teman Pierre, yakni Satrijo Wibowo dan Setijono Hadi.

Rukmini yang bernama lengkap Rr. M. CH. A. Nurindah Rukmini Chamim adalah anak sulung dari empat bersaudara, Bunda. Ayahnya, Raden Chamim Rijo Siswopranoto, yakni seorang wiraswasta yang cukup sukses di Sumatra Utara saat itu.

Menurut buku Teror Kudeta G.30.S terbitan Pantja Sila (1965), ibunda Rukmini masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan istri Jenderal Sumitro, mantan Panglima ABRI dan Pangkopkamtib di tahun 1970-an. Selain itu, disebut juga bahwa Rukmini merupakan keponakan dari Bantu Hardio, seorang perwira intel TNI AD, yang menikah dengan adik ibunda Rukmini.

Profil Rukmini kekasih Pierre Tendean

Rukmini adalah gadis berdarah Jawa asal Yogyakarta dari keluarga penganut agama Islam yang taat. Keluarga besarnya termasuk dalam Barisan Muhammadiyah Kota Medan dan Yogyakarta. Rukmini pun dikenal sebagai gadis yang salehah dan rajin beribadah.

Pertemuan dengan Pierre terjadi ketika Rukmini masih duduk di bangku SMA. Pada mulanya, Pierre Tendean kerap menolak ajakan pertemuan yang diatur oleh kedua temannya. Ia menolak untuk berkenalan dengan siapa pun, dan hanya ingin fokus olahraga dan latihan selama berada di sana.

Akan tetapi, Setijono dan Satrijo tak henti menjodohkan sang sahabat dengan gadis itu. Mereka tetap berusaha mengajak Pierre untuk berkenalan dengan Rukmini hingga akhirnya Pierre yang bosan dengan ajakan teman-temannya itu pun menurut dan mengiyakan untuk bertemu dengan Rukmini.

Tanpa diduga, Pierre Tendean justru jatuh hati dengan gadis itu. Baca di halaman berikutnya.

PIERRE TENDEAN JATUH CINTA DENGAN RUKMINI

Awal mula kisah cinta Pierre Tendean dan Rukmini

Ketika pertama kali bertemu, ternyata Rukmini berhasil mencuri hati Pierre Tendean. Padahal, mereka terpaut usia yang cukup jauh. Rukmini yang masih SMA berusia 8 tahun lebih muda dari Pierre Tendean.

Namun keduanya merasakan kecocokan karena memiliki kepribadian serupa. Rukmini adalah gadis yang tegas namun lemah lembut, Bunda. Sosok Rukmini yang sederhana tapi perfeksionis juga menjadi daya tarik tersendiri di mata Pierre.

Kesederhanaan Rukmini ini amat menonjol. Dalam kesehariannya, ia bukan perempuan yang senang berfoya-foya walau sebenarnya, ia berawal dari keluarga yang terbilang cukup terpandang saat itu.

Sebagai anak tertua, Rukmini juga dididik untuk mengurus adik-adiknya. Ia selalu mendahulukan kepentingan mereka di atas kepentingannya, dan selalu menjadi tempat bersandar adik-adiknya ketika membutuhkan saran atau masukan.

Rukmini pun lihai memasak, masakan andalannya yakni ayam bumbu, yang racikannya secara khusus ia buat sendiri. Ia kerap memamerkan kebolehan tersebut ketika sedang ada acara keluarga, Bunda. Tentunya, Pierre juga pernah mencicipi makanan buatannya

Tak hanya sifat, hobi Rukmini pun diketahui sama dengan Pierre, keduanya sama-sama menyukai olahraga. Rukmini sendiri gemar berenang, ia bahkan kerap meraih juara dalam perlombaan renang antarsekolah.

Meski terkesan sangat feminin, Rukmini juga dikenal sebagai sosok yang kuat sangat memegang prinsip. Pribadinya yang unik, keluwesannya dalam bergaul, serta kelincahannya membuat Mimin meninggalkan kesan berbeda di mata Pierre.

Ketertarikan Pierre Tendean terhadap Rukmini tumbuh semakin besar menjadi cinta. Beruntung, cinta tersebut berhasil terbalaskan. Akan tetapi, mereka kesulitan untuk bersatu karena terhalang berbagai hal.

CINTA TERHALANG AGAMA DAN USIA


Cinta Pierre Tendean terhadap Rukmini berhasil terbalaskan. Rukmini juga terpikat oleh sosok perwira militer itu. Namun sayang, ada kendala besar yang menghalangi hubungan mereka.

Kendala tersebut adalah soal perbedaan keyakinan. Hal ini sempat membuat Rukmini meragukan kelanjutan hubungannya dengan Pierre. Rukmini memiliki prinsip kuat untuk melanjutkan hubungan ke tahap lebih serius dengan pemuda yang memiliki keyakinan sama.

Awal hubungan Pierre dan Rukmini juga dimulai dengan hubungan jarak jauh atau LDR. Ini karena masa dinas Pierre di Medan tidak sampai enam bulan, sehingga ia harus melanjutkan pendidikan ke intelijen di Bogor pada pertengahan tahun 1963.

Walaupun masa baktinya sebagai perwira muda hanya sebentar di Medan, kota ini telah memberikan banyak kenangan yang bermakna bagi Pierre. Kenangan tersebut mengikatnya secara emosional.

Selama masa penugasan di perbatasan Kepulauan Riau sebagai mata-mata dalam Operasi Dwikora, lalu setelah menjadi ajudan Jenderal Nasution pun, Pierre diketahui kerap memilih untuk pulang ke Medan di setiap masa cutinya. Tujuannya satu, untuk mengunjungi sang pujaan hati, Rukmini Chamim.

Pierre yang sebelumnya tidak pernah terpikir mencari jodoh saat tengah bertugas harus mengakui bahwa sosok Rukmini telah mengisi kekosongan hati, yang selama ini hanya didominasi oleh jiwa patriotismenya.

Begitu memikatnya sosok Rukmini di mata Pierre, pada kunjungan-kunjungan berikutnya Pierre memberanikan diri datang sendiri tanpa dikawal oleh kedua sahabatnya. Tujuanya satu, agar bisa mengenal lebih dekat dengan Rukmini.

Meski cinta mereka tak bisa bersatu karena perbedaan keyakinan hingga usia, Pierre Tendean tetap menikmati perannya sebagai perwira yang hidup berpindah-pindah hingga pada akhirnya menemukan cinta.

"Lumayan juga aku dapat tugas sebagai interpreter di samping tugasku sebagai Danton Zipur. Mendengar banyak, melihat banyak, dan last but not least makan banyak dan enak yang disuguhkan di atas kapal," tuturnya, dikutip dari buku Sang Patriot, Kisah Seorang Pahlawan Revolusi - Biografi Resmi Pierre Tendean.

Artikel ini telah tayang di haibunda.com dengan judul "Pilunya Kisah Cinta Pierre Tendean dan Rukmini, Terhalang Agama hingga Usia
×
Berita Terbaru Update
close