
Detikjam.com - Ketegangan antara Israel dan Palestina kembali memuncak. Ribuan tentara Israel lengkap dengan tank dan kendaraan tempur dilaporkan mulai dikerahkan ke Jalur Gaza pada Senin pagi,
dalam apa yang disebut sebagai operasi darat berskala besar melawan kelompok militan di wilayah tersebut.
Menurut laporan resmi militer Israel (IDF), sedikitnya 3.000 pasukan telah diturunkan, didukung oleh puluhan tank, artileri berat, dan drone pengintai.
Operasi ini menyusul rentetan serangan roket yang diluncurkan dari Gaza ke wilayah selatan Israel dalam beberapa hari terakhir.
“Langkah ini diambil untuk menumpas infrastruktur teror dan melindungi warga sipil dari ancaman Hamas dan kelompok bersenjata lainnya di Gaza,” ujar juru bicara IDF dalam konferensi pers singkat.
Di dalam Gaza, suasana mencekam. Suara ledakan dan tembakan terdengar di berbagai wilayah, sementara ribuan warga sipil mulai meninggalkan rumah mereka untuk mencari tempat perlindungan.
Lembaga kemanusiaan internasional memperingatkan adanya potensi krisis kemanusiaan besar jika eskalasi terus berlanjut.
Pemerintah Palestina mengecam keras tindakan militer Israel tersebut, menyebutnya sebagai bentuk agresi brutal yang tidak memperhatikan keselamatan warga sipil.
Sementara itu, kelompok Hamas menyatakan siap melawan dan memperingatkan bahwa “segala bentuk invasi akan dibalas dengan perlawanan tanpa kompromi.”
Dari sisi internasional, berbagai negara menyerukan penghentian kekerasan dan mendorong solusi diplomatik. Sekjen PBB meminta semua pihak menahan diri dan kembali ke meja perundingan.
Namun hingga kini, belum ada tanda-tanda bahwa konflik ini akan segera mereda. Banyak pihak khawatir eskalasi ini bisa menjadi pemicu perang besar di kawasan Timur Tengah yang telah lama dihantui ketidakstabilan.