Notification

×

Iklan

Iklan

iklan

Inilah yang Harus Dilakukan Orang Tua! Ketika Anak Mulai Jatuh Cinta pada Lawan Jenis

Rabu, 11 Mei 2016 | 2:18 PM WIB Last Updated 2021-04-04T03:36:21Z
Inilah yang Harus Dilakukan Orang Tua! Ketika Anak Mulai Jatuh Cinta pada Lawan Jenis - Bagaimana mengajarkan konsep jodoh islami pada anak? Ahaa… Ketika anak mulai beranjak remaja, ternyata tidak hanya anak yang dilanda galau. Orang tua pun ikut-ikutan galau. Bagaimana tidak? Rasanya baru kemarin mengajarkan si kecil tertatih melangkah. Suara cadelnya saja masih terngiang-ngiang di telinga kita. Tiba-tiba sekarang ia sudah tumbuh menjadi remaja yang cantik dan gagah. Mereka semakin pintar memilih mode baju yang disukai, makin pintar dandan, makin lihai memainkan gadget, dan mulai kena virus merah jambu alias jatuh cinta.

Inilah yang Harus Dilakukan Orang Tua! Ketika Anak Mulai Jatuh Cinta pada Lawan Jenis

Anak kita jatuh cinta? Apakah Sahabat Abi Ummi menemukan hal ini pada buah hati yang mulai beranjak remaja? Ah, konsep jodoh islami apakah sudah saatnya untuk dijelaskan? Kita sebagai orang tua pun dilanda galau.

Ya, ketika anak-anak beranjak remaja, mereka mulai memasuki fase puber atau dalam bahasa agamanya disebut akil balig. Di masa inilah anak mulai mempunyai rasa ketertarikan terhadap lawan jenis. Sebagai orang tua, tentunya kita tidak perlu khawatir berlebihan. Sebab, rasa suka pada lawan jenis itu adalah fitrahnya anak manusia. Hal itu normal ketika mereka jatuh cinta pada lawan jenis. Justru tidak normal kalau mereka jatuh cinta pada sesama jenis.hehe. Hanya saja, sebagai orang tua, kita perlu mengarahkan dan memberikan pemahaman agama yang benar pada mereka. Agar rasa cinta yang tumbuh tidak menjerumuskan mereka pada pergaulan muda-mudi yang salah. Jodoh islami? Ah lagi-lagi itu. Jadi, ketika anak mulai jatuh cinta pada lawan jenis, apa yang harus kita lakukan sebagai orang tua?

1. Jadilah Teman Curhat yang Menyenangkan bagi Anak

Usia remaja adalah usia yang labil. Mereka akan menemukan banyak konflik dalam interaksi sosialnya. Mulai dari konflik persahabatan hingga percintaan. Lalu sebagai orang tua, bagaimana kita menyikapi kondisi ini?

Sayyidina Ali r.a. mengajarkan pada kita agar mendidik anak sesuai usianya, yaitu tujuh tahun pertama jadikan anakmu ‘raja’, tujuh tahun kedua didik dan disiplinkan mereka seperti tentara, dan tujuh tahun ketiga posisikan mereka seperti teman. Nah, tujuh tahun ketiga adalah usia-usia remaja. Di mana anak-anak mulai memasuki fase akil balig. Di usia ini sebagai orang tua sebaiknya kita mulai memposisikan mereka sebagai teman.

kita harus bisa menjadi teman yang menyenangkan bagi anak-anak kita yang mulai beranjak remaja. Kita harus mulai belajar menjadi pendengar yang baik, harus bisa bersimpati dengan kondisi mereka dan menyiapkan diri sebagai konsultan cinta bagi mereka. Jadilah teman curhat yang nyaman dan konsultan yang simpatik. Sediakan waktu khusus untuk berbagi cerita berdua saja dengan anak, misalnya sebelum tidur di malam hari atau saat jalan-jalan waktu week end. Pastikan itu menjadi momen spesial kita dengan anak sehingga anak merasa nyaman membagi rahasia hatinya.

Banyak manfaat yang bisa kita peroleh ketika bisa menjadi curhat anak-anak, diantaranya kita bisa memahami kondisi psikologis anak. Kita bisa mengetahui kapan mereka jatuh cinta, dengan siapa sosok yang mereka sukai, dan bagaimana cara mereka mengekspresikan cintanya. Nah, dengan mengetahui semua ini kita bisa mengarahkan, mengingatkan, dan membimbingnya dengan benar. Terutama memberikan pemahaman tentang aturan Islam tentang hubungan laki-laki dan perempuan hingga soal jodoh islami.

Ketika anak sudah ‘nempel’ dan nyaman curhat dengan kita maka selanjutnya akan lebih mudah menjalin komunikasi yang baik dengan anak. Anak akan lebih mudah untuk diajak diskusi dan berbicara dari hati ke hati. Sebagai contoh, ajak anak-anak untuk diskusi tentang apa sih arti pacaran menurut mereka? Apa yang mereka inginkan dari mencintai lawan jenis? Perlu enggak sih pacaran? Apakah jodoh islami harus diawali dengan pacaran? Kapan mereka ingin menikah? Apa sih impian terbesar mereka? Kapan mereka ingin meraih impian terbesarnya itu?

Nah, tema-tema seperti ini bisa menjadi bahan diskusi yang menarik dengan remaja kita. Silahkan Sahabat Abi Ummi praktikkan. Kemudian bersiaplah mendengar pendapat-pendapat lugu, lugas, dan terkadang di luar prediksi kita. Semakin sering diskusi, kita akan semakin mengenal buah hati lebih dalam lagi. Ikatan batin dan keakraban dengan anak juga akan semakin lengket.

2. Saatnya untuk Mengenalkan Kriteria Jodoh Islami dengan Anak

Apa enggak terlalu cepat anak usia remaja sudah diajak bicara tentang kriteria jodoh islami? Nanti kalau mereka minta nikah gimana?

Ya, seringkali kita merasa tabu membicarakan tentang jodoh islami dengan remaja. Alasannya masih terlalu dini. Padahal ini sudah masanya. Mereka sudah mulai memiliki rasa ketertarikan yang spesial pada lawan jenis. Itu artinya sudah saatnya memberikan pemahaman yang benar tentang kriteria jodoh islami pada mereka.

dalam diskusi intim dengan remaja, tidak ada salahnya sisipkan tema tentang kriteria jodoh islami. Secara garis beras ada tiga kriteria jodoh islami yang perlu kita pahamkan pada remaja kita, yaitu (1) baik agamanya, (2) berilmu dan baik akhlaknya, dan (3) bertanggung jawab. Nah, inilah tiga kriteria jodoh islami yang perlu kita kenalkan pada remaja kita. Selain itu, kita juga perlu memotivasi mereka untuk terus meningkatkan kualitas diri, seperti meningkatkan kesalehan, mempercantik akhlak, dan menjaga tanggung jawab. Sebab, kualitas pribadi kita adalah cerminan dari jodoh kita. Sebagaimana janji Allah wanita yang baik untuk laki-laki yang baik, demikian juga sebaliknya. Bagaimana mungkin kita mengharapkan jodoh seperti Ali r.a. jika kualitas diri berbanding terbalik dengan Fattimah Azzahra bukan?

3. Arahkan dan Motivasi Anak untuk Mengikuti Kegiatan-Kegiatan Positif

Usia remaja adalah usia produktif yang sebaiknya digunakan untuk berprestasi. Bukan justru berlarut dalam kegalauan perasaan dan terjebak dalam virus merah jambu. Nah, sebagai orang tua kita harus bisa memotivasi anak-anak untuk menyalurkan energi mereka dalam kegiatan positif. Yakinkan remaja kita bahwa jodoh itu tidak akan tertukar. Jadi, tidak perlu mereka berlarut dalam kegalauan cinta saat ini. Daripada sibuk memikirkan si dia yang belum tentu untuk kita, lebih baik optimalkan waktu untuk hal-hal yang postif.

memang tidak mudah menjadi orang tua. Bergantung pada usaha saja tidak cukup, karena itu adalah bentuk kesombongan yang nyata. Oleh karena itu, kita perlu mengiringi setiap ikhtiar dengan doa. Jangan lupa doakan putra-putri kita secara khusus dan khusyuk. Dengan izin Allah, kita akan menyaksikan mereka tumbuh menjadi generasi yang saleh dan salihah. Pandai menjaga diri dan layak jadi calon menantu idaman. Tak usah risau dengan jodoh islami bagi mereka. Allah sudah berjanji, laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik. Demikian juga sebaliknya.Sumber Abiumi
×
Berita Terbaru Update
close