Notification

×

Iklan

Iklan

iklan

Risiko Dan Cara Pencegahannya Pada Hamil Di Usia Diatas 40an

Senin, 23 Mei 2016 | 2:21 PM WIB Last Updated 2021-04-04T03:35:44Z
Risiko Dan Cara Pencegahannya Pada Hamil Di Usia Diatas 40an - Disuatu negara Amerika telah melakukan riset dan hasilnya menunjukan bahwa  sekitar 50 persen wanita usia 40an akan mengalami kesulitan dalam memperoleh keturunan.
Risiko Dan Cara Pencegahannya Pada Hamil Di Usia Diatas 40an
Kenapa risiko hamil di usia senja, 40 tahun keatas dikarenakan hamil usia tua memang tidak disarankan termasuk hamil ketika usia sekitar 40a sebab dimana kesuburan wanita akan mengalami fase penurunan dalam kesuburan dan akhirnya menjadi lebih sulit untuk mendapatkan keturunan.

Ada beberapa hal yang harus perlu diantisipasi 
  1. Hamil rentang usia 40-an akan lebih baik jika bisa memfokuskan perhatian dan kasih sayang kepada buah hati, terkadang hal seperti ini bisa membuat perubahan dan hasilnya sangat menggembirakan! Sekian, semoga menambah pengetahuan untuk Bunda.
  2. Saat proses melahirkan, mulut rahim mungkin akan terasa susah terbuka, disini bayi akan mengalami stres. Oleh sebab itu, proses melahirkan untuk usia 40 tahun biasanya dilakukan secara operasi caesar.
  3. Tingkat keguguran akan meningkat hingga 50 persen saat usia mencapai 42 tahun.
  4. Hamil di usia 40 tahun keatas sangat rentan terhadap kemungkinan komplikasi penyakit seperti: placenta previa, pre-eklampsia dan diabetes.
Resiko Kelahiran usia 40 Tahun

Resiko Pada Bayi.
  1. Pada ibu hamil dengan usia 40 tahun ke atas kebanyakan tidak kuat untuk mengejan karena nafas yang pendek. Akibatnya bayi bisa mengalami stres karena saat proses persalinan pembukaan mulut rahim akan terasa sulit. Kebanyakan kasus kehamilan di usia 40 tahun ke atas akan mengalami kesulitan saat melahirkan secara normal. Apalagi untuk ibu hamil yang hipertensi, maka sangat dianjurkan untuk melakukan persalinan dengan operasi caesar. Untuk menyelamatkan ibu dan juga bayi
  2. Kebanyakan akan mengalami penurunan stamina. Karena itu disarankan untuk melakukan persalinan secara operasi caesar. Hal ini dilakukan bukan tanpa alasan namun mengingat  untuk melahirkan normal membutuhkan tenaga yang kuat.
  3. Selain itu, bayi yang lahir dari kelompok tertua lebih cenderung untuk memiliki cacat lahir dan harus dirawat di unit perawatan intensif neonatal.
  4. Seiring bertambah usia maka resiko kelahiran bayi dengan down syndrome cukup tinggi yakni 1:50. Hal ini berbeda pada kehamilan di usia 20-30 tahun dengan rasio 1:1500.
  5. Adanya kelainan kromosom dipercaya sebagai risiko kehamilan di usia 40 tahun. Pertambahan usia dapat menyebabkan terjadinya kelainan terutama pada pembelahan kromosom. Pembelahan kromosom abnormal menyebabkan adanya peristiwa gagal berpisah yang menimbulkan kelainan pada individu yang dilahirkan. Terjadinya kelahiran anak dengan sindroma down, kembar siam, autism sering disangkut pautkan dengan masalah kelainan kromosom yang diakibatkan oleh usia ibu yang sudah terlalu tua untuk hamil. Akan tetapi hal inipun masih berada di dalam penelitian lanjut mengenai kebenarannya.
  6. Kehamilan di atas usia 40 itu berisiko melahirkan bayi yang cacat. Kecacatan yang paling umum adalah down syndrome (kelemahan motorik, IQ rendah) atau  bisa juga cacat fisik.
Risiko pada ibu
  1. Penelitian terhadap  36.916 ibu yang baru kali pertama melahirkan di salah satu rumah sakit Irlandia antara tahun 2000 dan 2011. Para peneliti kemudian membandingkan proses melahirkan antara ibu yang masih muda dan yang lebih tua.  Dalam studi ini sekitar 3 persen kelompok termuda atau calon ibu yang menjadi responden masih berusia 17 tahun dan lebih muda; kelompok menengah sebanyak 78 persen merupakan ibu berusia di antara 20 dan 34 tahun; dan kelompok tertua berusia 40 tahun atau di atasnya.  Hasilnya, secara keseluruhan sekitar 6 persen dari kelompok menengah melahirkan sebelum usia kehamilannya mencapai 37 minggu. Sementara kelahiran prematur pada kelompok termuda terjadi sebanyak 10 persen. Pasalnya, kehamilan dianggap normal jika berlangsung selama 37-42 minggu.  Untuk operasi caesar, para peneliti menemukan bahwa kelompok termuda paling sedikit melakukan operasi caesar, yaitu hanya 11 persen. Sementara sekitar 54 persen operasi caesar dilakukan oleh kelompok tertua. Dan 24 persennya dilakukan oleh kelompok menengah.
  2. Di saat melahirkan, pembukaan mulut rahim mungkin akan terasa sulit sehingga bayi bisa mengalami stres. Oleh karena itu, proses melahirkan pada ibu yang berusia 40 tahun pada umumnya dilakukan secara Caesar
  3. Kesulitan melahirkan. Proses melahirkan butuh energi yang ekstra. Tanpa adanya tenaga yang kuat, maka ibu dapat sulit mengejan sehingga justru berbahaya bagi bayi yang dilahirkan. Semakin tua usia ibu dikhawatirkan tenaga sudah relatif menurun, meskipun tidak dapat disamaratakan antara individu satu dengan lainnya.
  4. Kualitas sel telur yang lemah menyebabkan penempelan janin pada dinding rahim lemah sehingga sering menimbulkan perdarahan.
  5. Hamil di usia 40 merupakan kehamilan dengan resiko komplikasi yang tinggi. Menurut penelitian yang dilakukan Royal College of Obstetricians and Gynaecologists, perempuan yang hamil di akhir usia 30-an dan 40-an lebih beresiko mengalami hipertensi saat kehamilan (preeclampsia), kehamilan di luar rahim (kehamilan etopik), mengalami keguguran.
  6. Terjadi pre eklampsia. Pre eklampsia atau perdarahan yang disebabkan oleh adanya tekanan darah yang tinggi melebihi batas normal sering menjadi penyebab kematian ibu yang melahirkan. Pre eklampsia banyak dikaitkan dengan usia ibu yang terlalu tua untuk hamil
  7. Kualitas sel telur yang lemah menyebabkan penempelan janin pada dinding rahim lemah sehingga sering menimbulkan perdarahan.
  8. Hamil di usia 40 merupakan kehamilan dengan resiko komplikasi yang tinggi. Menurut penelitian yang dilakukan Royal College of Obstetricians and Gynaecologists, perempuan yang hamil di akhir usia 30-an dan 40-an lebih beresiko mengalami hipertensi saat kehamilan (preeclampsia), kehamilan di luar rahim (kehamilan etopik), mengalami keguguran.
  9. Risiko keguguran juga akan meningkat hingga 50 persen saat wanita menginjak usia 42 tahun. Terjadi perdarahan dan penyulit kelahiran. Elastisitas jaringan akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Di usia semakin lanjut, maka sering terjadi penipisan dinding pembuluh darah meskipun kasus tidak terlalu banyak dijumpai, namun masalah pada kualitas dinding pembuluh darah khususnya yang terdapat di dinding rahim, dengan adanya pembesaran ruang rahim akibat adanya pertumbuhan janin dapat menyebabkan perdarahan
  10. Risiko makin bertambah karena pada usia 40 tahun, penyakit-penyakit degeneratif (seperti tekanan darah tinggi, diabetes) mulai muncul. Selain bisa menyebabkan kematian pada ibu, bayi yang dilahirkan juga bisa cacat.
  11. Memasuki usia 35, wanita sudah harus berhati-hati ketika hamil karena kesehatan reproduksi wanita pada usia ini menurun. Kondisi ini akan makin menurun ketika memasuki usia 40 tahun.
Pencegahan
  1. Melakukan olahraga low impact juga bisa dilakukan untuk melatih stamina selama menjalani kehamilan.
  2. Disarankan untuk mengonsumi minuman suplemen asam folat dan rajin mengunjungi dokter spesialis kandungan.
  3. Ibu hamil dengan usia beresiko lebih sering melakukan pemeriksaan dan konsultasi. Segeralah melakuan screening atau tes untuk mencegah atau mengurangi resiko yang membahayakan ibu dan anak. Pemeriksaan yang bisa dilakukan seperti, USG, Triple Test dengan mengambil sample darah, Nuchal Translucency yang mengukur ketebalan belakang leher janin, dan Amniocentesis yaitu pengambilan cairan ketuban dari dalam rahim, yang selanjutnya dikirim ke laboratorium genetik untuk dilihat adakah kelebihan atau kelainan kromosom.
  4. Sejumlah risiko di atas tetap dapat diminimalkan dengan berkonsultasi secara intensif dengan dokter kandungan.
  5. Karena adanya sejumlah risiko komplikasi ini, Anda yang berusia 35 tahun ke atas cukup besar kemungkinannya untuk melahirkan secara Caesar.
  6. Berkonsultasi kepada dokter mengenai asupan gizi yang perlu bagi kesehatan kehamilan. Jangan lupakan menerapkan pola hidup sehat dengan mengonsumi makanan sehat bernutrisi yang dibutuhkan untuk ibu hamil dan janin dalam perut.
  7. Rajin menjaga kebugaran tubuh, Anda tak perlu terlalu khawatir. Karena, Anda tetap bisa melahirkan secara normal. Anda dan bayi pun akan sehat-sehat saja.
Meskipun beberapa resiko ditemukan meningkat banyak pula kabar yang menggembirakan. Meskipun sindrom down tidak dapat dicegah, kemunculannya dapat dideteksi sejak bayi masih dalam kandungan melalui beragam pemeriksaan. Berita yang lebuh baik: dengan kemajuan teknologi, pemeriksaan noninvasif* pada trisemester pertama yang kini dianjurkan bagi semua wanita hamil tanpa memandang usia dapat memberikan hasil yang tepat. Pemeriksaan tersebut dapat menyaring para wanita yang tidak perlu menjalani pemeriksaan lain yang lebih invasif termasuk calon ibu berusia 35 tahun keatas.

Jadi Jika anda berusia 35 tahun ke atas atau berusia 40 tahun keatas tentu anda memerlukan sumber gizi yang berkualitas. Pada usia 35 tahun atau 40 tahun keatas anda memerlukan kalsium, protein, zat besi , serat vitamin yang cukup untuk dapat menjaga kualitas kehamilan anda. Terima kasih salam Doc Berbagai Sumber
×
Berita Terbaru Update
close