Notification

×

Ads

Ads

WAJIB TAHU 7 Fakta Penularan HIV dari Ibu ke Anak & Cara Pencegahannya!

| Kamis, April 24, 2025 WIB
penularan-hiv-dari-ibu-ke-anak

Detikjam.com Virus HIV bukan lagi misteri gelap dalam dunia medis modern. Namun, masih banyak mitos yang menyelimuti topik sensitif ini—terutama soal penularan HIV dari ibu ke anak. 

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, kita kini tahu bahwa penularan HIV pada bayi dapat dicegah hampir 100% jika ditangani secara dini dan tepat. 

Artikel ini hadir untuk membongkar fakta, mematahkan stigma, dan memberikan solusi nyata.

Penularan HIV dari Ibu ke Anak

Penularan HIV dari ibu ke anak dikenal sebagai transmisi vertikal. Ini bisa terjadi pada tiga fase penting dalam proses kehamilan hingga menyusui:

  • Selama kehamilan: Virus bisa menembus plasenta dan mencapai janin.

  • Saat persalinan: Kontak langsung dengan darah dan cairan tubuh ibu berisiko menularkan virus.

  • Saat menyusui: Air susu ibu (ASI) dapat menjadi medium penularan jika sang ibu positif HIV.

Namun, risiko ini bisa ditekan drastis dengan terapi ARV (antiretroviral) dan intervensi medis yang sesuai. Dari risiko awal sekitar 15–45%, angka penularan bisa ditekan hingga kurang dari 5% dengan perawatan yang tepat.

7 Langkah Penting Mencegah Penularan HIV dari Ibu ke Anak

1. Skrining HIV sejak awal kehamilan

Skrining atau pemeriksaan HIV wajib dilakukan pada trimester pertama kehamilan. Semakin cepat terdeteksi, semakin besar peluang untuk mencegah penularan.

2. Konsumsi ARV secara rutin

Ibu hamil dengan HIV harus segera memulai terapi ARV untuk menekan jumlah virus dalam tubuh (viral load) hingga tidak terdeteksi. Semakin rendah viral load, semakin kecil kemungkinan penularan ke bayi.

3. Konseling kesehatan seksual dan psikologis

Banyak ibu merasa takut atau malu setelah diagnosis. Oleh karena itu, dukungan psikologis dan edukasi medis sangat krusial untuk membangun kepercayaan diri ibu agar tetap menjalani pengobatan secara konsisten.

4. Rencana persalinan yang aman

Dokter mungkin menyarankan persalinan melalui operasi Caesar, terutama jika viral load masih tinggi menjelang waktu melahirkan. Ini dapat mengurangi risiko kontak langsung dengan darah ibu.

5. Hindari pemberian ASI

Jika memungkinkan dan aman, bayi sebaiknya diberikan susu formula sebagai pengganti ASI untuk mencegah transmisi HIV lewat air susu ibu. Pemerintah menyediakan susu formula gratis untuk ibu dengan HIV dalam beberapa program layanan kesehatan.

6. Pemberian ARV untuk bayi

Bayi yang lahir dari ibu HIV positif akan diberikan sirup ARV selama beberapa minggu pertama kehidupannya sebagai langkah pencegahan tambahan.

7. Tes HIV ulang untuk bayi

Bayi harus diuji beberapa kali hingga usia 18 bulan untuk memastikan status HIV-nya. Tes ini penting karena antibodi dari ibu bisa mempengaruhi hasil pada tes awal.

Penularan HIV dari ibu ke anak bukan takdir yang tak bisa dihindari

Dengan kombinasi antara pemeriksaan awal, terapi ARV, dukungan psikososial, dan informasi yang tepat, setiap ibu punya kesempatan untuk melahirkan anak yang sehat dan bebas HIV

Masyarakat juga harus ikut berperan dalam menciptakan ruang aman untuk para ibu, tanpa stigma dan diskriminasi.

Mari kita bersama-sama membangun generasi bebas HIV, dimulai dari kesadaran dan kepedulian kita hari ini.

×
Berita Terbaru Update